Wonderland: Memoar Dari Selatan Yogyakarta

Aris Setyawan
Aris Setyawan
Posted underMy Projects

wonderland: memoar dari selatan yogyakarta

Wonderland: Memoar Dari Selatan Yogyakarta adalah buku kedua saya yang diterbitkan oleh Elevation Books pada Maret 2020. Buku ini merupakan bagian dari seri C-45 yang Elevation terbitkan. Seri ini merupakan buku-buku yang mengulas tuntas sebuah album penuh musik. Jika di buku pertama seri C-45 bertajuk Demi Masa, Kapsul Waktu dan Nostalgia Radikal Fajar Nugraha mengulas album Demi Masa milik Morgue Vanguard dan Doyz dengan bentuk tulisan ulasan kritis, maka di buku Wonderland… ini saya justru menceritakan proses kreatif pembuatan album perdana Self Titled milik AATPSC.

Ada beberapa hal menakjubkan dari album pertama Auretté and The Polska Seeking Carnival ini. Untuk sebuah band dari Bantul, AATPSC terdengar sangat kosmopolitan; vokalis Dhima Christian Datu malah lebih fasih bernyanyi dalam Bahasa Perancis ketimbang dalam cengkok Bahasa Inggris, komposisi musiknya jauh lebih ramai dari dua ensemble jazz yang bermain di satu kafe di pojokan kota Copenhagen dan kualitas amatir produk rekaman studio mereka justru jauh lebih mumpuni dari hasil kerja para profesional.

Namun, lepas dari subjektivitas semua pihak yang terlibat di buku ini, seri kedua buku C-45 bertajuk Wonderland: Memoar Dari Selatan Yogyakarta ini berkisah soal proses kreatif album perdana Auretté and The Polska Seeking Carnival. Buku ini berkisah tentang suasana, waktu dan sebuah tempat, tentang pemberontakan anak-anak sekolah seni yang bosan dengan kejumudan dan kemapanan dan kemudian berhasil mendobrak sekat-sekat usang yang memisahkan seni di awal dekade lalu.

Ini adalah sebuah dokumen kaya soal bagaimana individu-individu mencoba berkesenian pada sebuah tempat dan sebuah masa.


More Stories

Cover Image for Dismantling Hyper-Masculinity in the Indonesian Music Scene

Dismantling Hyper-Masculinity in the Indonesian Music Scene

It’s time for us to dismantling hyper-masculinity and sexism, which is toxic in the Indonesian music scene.

Aris Setyawan
Aris Setyawan
Cover Image for The End of Protest Music in Indonesia?

The End of Protest Music in Indonesia?

When Slank release a song called “Polisi yang Baik Hati”, is it the sign that protest music in Indonesia has been ended?

Aris Setyawan
Aris Setyawan