Tentang Perempuan

Aris Setyawan
Aris Setyawan
Posted underWriting

image

Aku tidak tahu apa yang bikin cerlang mata itu digdaya. Yang jelas ia bikin gamang.

Perempuan datang dengan sejuta asa. Tekadnya kokoh sepejal selonjor cemara menjulang.

Perempuan pergi dengan tangis. Ah, mana aku tahu isi hatimu. Itu palung terlampau dalam menyublim berani.

Labirinmu menyesatkanku dalam jalan memutar tiada batas.

Perempuan datang kembali dengan sejuta mimpi. Bahwa suka dan cita makin tak terpermanai. Tidak bisa tidak harus dijabarkan dengan gamblang.

Tapi. Kecipak rinai hujan bulan Juni toh mengisyaratkan: masygul dan gulana ini hanya sementara. Tak usah turut serta pada godaaan celaka.

Perempuan datang dan pergi. Satu jua yang harus berani, menghadapi aku dan pelbagai keliaran imaji.

O, aku dan segala emosi.

Perempuan mana betah denganku sampai nanti? Akan kucium keningnya saban hari, kujaga dari jahatnya dunia yang makin tak terkendali.

Yogyakarta, 23 Juni 2016.


More Stories

Cover Image for Dismantling Hyper-Masculinity in the Indonesian Music Scene

Dismantling Hyper-Masculinity in the Indonesian Music Scene

It’s time for us to dismantling hyper-masculinity and sexism, which is toxic in the Indonesian music scene.

Aris Setyawan
Aris Setyawan
Cover Image for The End of Protest Music in Indonesia?

The End of Protest Music in Indonesia?

When Slank release a song called “Polisi yang Baik Hati”, is it the sign that protest music in Indonesia has been ended?

Aris Setyawan
Aris Setyawan